Pendahuluan
1. Latar
belakang masalah
Koperasi di indonesia memiliki
karakteristik yang berbeda dengan koperasi yang ada di negara negara maju.
Perbedaan yang ada bukan hanya disebabkan oleh struktur sosial masyarakat di
indonesia yang masih bersifat tradisional,namun juga sangat dipengaruhi oleh
sistem sosial,ekonomi,politik yang diterapkan. Di negara negara maju telah
mampu menunjukkan dirinya sebagai lembaga yang otonom dan mandiri,selain itu
peran pemerintah untuk mendukung kegiatan perkoperasian di negara seperti
contohnya di jepang dirasakan sangat besar.
Sedangkan kondisi di negara
berkembang khusunya di indonesia,peran pemerintah terhadap kemajuan koperasi saat
ini dirasakan sangat kurang. Padahal kondisi seperti ini terus berlangsung baik
pada koperasi ditingkat lokal maupun nasional. Padahal menurut pasal 62 UU
no.25 tahun 1992 yang berbunyi (1) pemerintah menciptakan dan mengembangkan
iklim dan kondisi mendorong pertumbuhan serta pemasyarakatan koperasi. (2)
pemerintah memberikan bimbingan,kemudahan,dan perlindungan kepada koperasi.
Oleh karena itu pemerintah harus melaksanakan peranannya dalam menetapkan
kebijaksanaan pembinaan yang diperlukan guna mendorong pertumbuhan,perkembangan
dan pemasyarakatan koperasi. Namun sesuai dengan prinsip kemandirian,pembinaan
tersebut dilaksanakan tanpa mencampuri urusan internal organisasi koperasi.
Faktor yang mendukung
koperasi di indonesia
Koperasi
sebagai salah satu unit ekonomi yang didasarkan atas asas kekeluargaan dewasa
ini telah mengalami perkembangan yang pesat .Tidak hanya di Indonesia tetapi
juga di dunia. Eksistensi koperasi sejak zaman dulu sampai sekarang telah
banyak berperan dalam pembangunan khususnya di Indonesia dan umumnya di dunia.
Sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang menyatukan kaum ekonomi lemah ,koperasi telah
membantu membangun ekonomi negara – negara di dunia baik negara maju maupun
negara berkembang. Bahkan sekarang koperasi di negara – negara maju (NM) tidak
hanya sebagai unit ekonomi kecil lagi tetapi,sudah berkembang menjadi unit
ekonomi yang besar,strategis dan punya daya saing dengan perusahaan -perusahaan
skala besar.
Ada
tiga hambatan eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan koperasi , yakni
sebagai berikut :
·
Keterlibatan pemerintah yang berlebihan
(yang sering kali karena desakan pihak donor).
·
Terlalu banyak yang diharapkan dari
koperasi atau terlalu banyak fungsi yang dibebankan kepada koperasi melebihi
fungsi atau tujuan koperasi sebenarnya.
·
Kondisi yang tidak kondusif, seperti
distorsi pasar, kebijakan ekonomi seperti misalnya kebijakan proteksi yang
anti-pertanian, dan sebagainya.
Sedangkan,
hambatan internal adalah :
·
termasuk keterbatasan anggota atau
partisipasi anggota
·
isu-isu struktural
·
perbedaan antara kepentingan individu
dan kolektif
·
lemahnya manajemen.
Ada
dua hal yang sangat mempengaruhi kemampuan sebuah koperasi untuk bisa bertahan
atau unggul dalam persaingan (terutama jangka panjang) di pasar,
yakni: kemampuan menetapkan harga dan struktur pasar. Dua koperasi (atau
perusahaan) akan mendapatkan kesempatan yang berbeda untuk survive karena
masing-masing berbeda dalam kemampuan menetapkan harga dan struktur pasar yang
dihadapi. Namun demikian, ada satu hal yang jelas yakni bahwa dalam bentuk
pasar apapun juga, terkecuali monopoli (misalnya persaingan sempurna atau
persaingan monopolistik), kemampuan koperasi maupun perusahaan non-koperasi
untuk bisa unggul dalam persaingan dalam periode jangka panjang ditentukan oleh
kualitas dan efisiensi. Koperasi di Indonesia akan menghadapi tantangan bahkan
ancaman serius dari globalisasi ekonomi dan liberalisasi perdagangan dunia.
Terutama mengingat bahwa kemampuan koperasi menghadapi ancaman dan juga
kesempatan yang muncul dari globalisasi ekonomi dan liberalisasi perdagangan
dunia sangat dipengaruhi oleh kemampuan akan dua hal tersebut dari sektor
bersangkutan. Artinya,jika sektor pertanian Indonesia belakangan ini semakin
terkalahkan oleh komoditas-komoditas pertanian impor, sulit mengharapkan
koperasi pertanian Indonesia akan survive.
Faktor yang menghambat
koperasi di indonesia
Perkembangan
koperasi masih menghadapi masalah-masalah baik di bidang kelembagaan maupun di
bidang usaha koperasi itu sendiri. Masalah-masalah tersebut dapat bersumber
dari dalam koperasi sendiri maupun dari luar. Masalah kelembagaan koperasi juga
dapat dikelompokkan dalam masalah intern maupun masalah ekstern. Masalah intern
mencakup masalah keanggotaan, kepengurusan, pengawas, manajer, dan karyawan
koperasi. Sedangkan masalah ekstern mencakup hubungan koperasi dengan bank,
dengan usaha-usaha lain, dan juga dengan instansi pemerintah.
DARI SISI KELEMBAGAAN
KOPERASI
Masalah Internal :
1. Keanggotaan dalam
Koperasi
Keadaan
keanggotaan ditinjau dari segi kuantitas tercermin dari jumlah anggota yang
semakin lama semakin berkurang. Masalahnya kenggotaan koperasi yang ada
sekarang belum menjangkau bagian terbesar dari masyarakat. Ditinjau dari segi
kualitas masalah keaggotaan koperasi tercermin dalam :
a. Tingkat pendidikan
mereka yang pada umumnya masih rendah
b. Ketrampilan dan keahlian yang dimiliki oleh para anggota terbatas
c. Sebagian dari anggota belum menyadari hak dan kewajiban mereka sebagai anggota. Kebanyakan anggota koperasi belum menyadari bahwa koperasi merupakan suatu wadah usaha yang dimaksudkan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan mereka. Sebaiknya dalam kelompok tersebut harus ada tokoh yang berfungsi sebagai sebagai penggerak organisatoris untuk menggerakkan koperasi kearah sasaran yang benar.
d. Partisipasi mereka dalam kegiatan organisasi juga masih harus ditingkatkan. Apabila suatu koperasi mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) banyak anggotanya yang tidak hadir. Akibatnya keputusan-keputusan yang dihasilkan tidak mereka rasakan sebagai keputusan yang mengikat.
e. Banyaknya anggota yang tidak mau bekerjasama dan mereka juga memiliki banyak utang kepada koperasi, hal ini menyebabkan modal yang ada dikoperasi semakin berkurang.
b. Ketrampilan dan keahlian yang dimiliki oleh para anggota terbatas
c. Sebagian dari anggota belum menyadari hak dan kewajiban mereka sebagai anggota. Kebanyakan anggota koperasi belum menyadari bahwa koperasi merupakan suatu wadah usaha yang dimaksudkan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan mereka. Sebaiknya dalam kelompok tersebut harus ada tokoh yang berfungsi sebagai sebagai penggerak organisatoris untuk menggerakkan koperasi kearah sasaran yang benar.
d. Partisipasi mereka dalam kegiatan organisasi juga masih harus ditingkatkan. Apabila suatu koperasi mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) banyak anggotanya yang tidak hadir. Akibatnya keputusan-keputusan yang dihasilkan tidak mereka rasakan sebagai keputusan yang mengikat.
e. Banyaknya anggota yang tidak mau bekerjasama dan mereka juga memiliki banyak utang kepada koperasi, hal ini menyebabkan modal yang ada dikoperasi semakin berkurang.
2. Pengurus Koperasi
Dalam hal kepengurusan
juga dihadapi kelemahan-kelemahan yang sama. masalah yang menjadi penghambat
berkembangnya koperasi dari sisi pengurus adalah :
a. Pengetahuan , ketrampilan, dan kemampuan anggota pengurusnya masih belum memadai
b. Pengurus belum mampu melaksanakan tugas mereka dengan semestinya.
c. Pengurus kurang berdedikasi terhadap kelangsungan hidup koperasi. Ini berarti bahwa kepribadian dan mental pengurus, pengawas, manajer belum berjiwa koperasi sehingga harus diperbaiki lagi.
d. Pengurus kadang-kadang tidak jujur
e. Masih ada koperasi yang anggota pengurusnya kurang berusaha untuk menigkatkan pengetahuan dan ketrampilannya. Kursus-kursus yang diselenggarakan untuk pengurus koperasi sering tidak mereka hadiri.
f. Dalam kepengurusan koperasi sampai saat ini masih belum ada pembagian tugas yang jelas.
g. Pengurus koperasi kebanyakan yang sudah lanjut usia dan para tokoh masyarakat yang sudah memiliki jabatan ditempat lain, sehingga perhatiannya terhadap koperasi berkurang.
h. Pegurus masih belum mampu berkoordinasi dengan anggota, manajer, pengawas, dan instansi pemerintah dengan baik
3. Pengawas Koperasi
a. Pengetahuan , ketrampilan, dan kemampuan anggota pengurusnya masih belum memadai
b. Pengurus belum mampu melaksanakan tugas mereka dengan semestinya.
c. Pengurus kurang berdedikasi terhadap kelangsungan hidup koperasi. Ini berarti bahwa kepribadian dan mental pengurus, pengawas, manajer belum berjiwa koperasi sehingga harus diperbaiki lagi.
d. Pengurus kadang-kadang tidak jujur
e. Masih ada koperasi yang anggota pengurusnya kurang berusaha untuk menigkatkan pengetahuan dan ketrampilannya. Kursus-kursus yang diselenggarakan untuk pengurus koperasi sering tidak mereka hadiri.
f. Dalam kepengurusan koperasi sampai saat ini masih belum ada pembagian tugas yang jelas.
g. Pengurus koperasi kebanyakan yang sudah lanjut usia dan para tokoh masyarakat yang sudah memiliki jabatan ditempat lain, sehingga perhatiannya terhadap koperasi berkurang.
h. Pegurus masih belum mampu berkoordinasi dengan anggota, manajer, pengawas, dan instansi pemerintah dengan baik
3. Pengawas Koperasi
Anggota
dari badan pengawas koperasi banyak yang belum berfungsi. Hal ini di disebabkan
oleh :
a. Kemampuan anggoota pengawas yang belum memadai, terlebih jika dibandingkan dengan semakin meningkatnya usaha koperasi
b. Di pihak lain, pembukuan koperasi biasanya belum lengkap dan tidak siap untuk diperiksa.
c. Pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas koperasi sekunder dan kantor koperasi juga belum banyak membantu perkembangan kemampuan anggota pengawas ataupun peningkatan pembukuan koperasi. Pemeriksaan yang mereka lakukan terutama mengarah pada kepentingan permohonan kredit.
a. Kemampuan anggoota pengawas yang belum memadai, terlebih jika dibandingkan dengan semakin meningkatnya usaha koperasi
b. Di pihak lain, pembukuan koperasi biasanya belum lengkap dan tidak siap untuk diperiksa.
c. Pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas koperasi sekunder dan kantor koperasi juga belum banyak membantu perkembangan kemampuan anggota pengawas ataupun peningkatan pembukuan koperasi. Pemeriksaan yang mereka lakukan terutama mengarah pada kepentingan permohonan kredit.
Masalah Eksternal
Iklim
yang mendukung pertumbuhan koperasi belum selaras dengan kehendak anggota
koperasi, seperti kebijakan pemerintah yang belem jelas dan efektif untuk
koperasi, sistem prasarana, pelayanan, pendidikan, dan penyuluhan.
Banyaknya
badan usaha lain yang bergerak pada bidang usaha yang sama dengan koperasi.
Kurangnya
fasilitas-fasilitas yang dapat menarik perhatian masyarakat dan masih banyaknya
masyarakat yang tidak mempercayai koperasi.
Kesimpulan
Koperasi
di indonesia memiliki karakteristik yang berbeda dengan koperasi yang ada di
negara negara maju. Perbedaan yang ada bukan hanya disebabkan oleh struktur
sosial masyarakat di indonesia yang masih bersifat tradisional,namun juga
sangat dipengaruhi oleh sistem sosial,ekonomi,politik yang diterapkan. Di
negara negara maju telah mampu menunjukkan dirinya sebagai lembaga yang otonom
dan mandiri,selain itu peran pemerintah untuk mendukung kegiatan perkoperasian
di negara seperti contohnya di jepang dirasakan sangat besar.
Sedangkan
kondisi di negara berkembang khusunya di indonesia,peran pemerintah terhadap
kemajuan koperasi saat ini dirasakan sangat kurang. Padahal kondisi seperti ini
terus berlangsung baik pada koperasi ditingkat lokal maupun nasional.
Saran
Seharusnya
pemerintah lebih memperhatikan perkembangan koperasi di Indonesia agar koperasi
di Indonesia dapat disejajarkan dengan koperasi-koperasi di luar negeri. Dan
pemerintah juga memberikan jaminan kepada koperasi-koperasi di Indonesia agar
lebih berkembang dari sebelumnya.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar