Kamis, 14 November 2013

tugas softskill PERILAKU KONSUMEN (RANGKUMAN)

PERILAKU KONSUMEN

Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Knuk (2000) adalah “Consumer behavior can be definied as the behavior that customer display in searching for, purchasing, using,evaluating,and disposing of products,services,and ideas they expect will satisfy they needs”. Pengertian tersebut berarti perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari,membeli,menggunakan,mengevaluasi dan mengabaikan produk,jasa,atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Pengertian perilaku konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah “Consumer behavior may be definied as the decision process and physical activity individuals engange in when evaluating,acquiring,using,or disposing of goods and services”. Dapat dijelaskan perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa.
Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai “The various facets of the decision of the decision process by which customers come to purchase and consume a product”. Dapat dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat,baik bagi kepentingan diri sendiri,keluarga,oranglain,maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
A.    Pendekatan Marginal Utility
Adalah pendekatan yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan satu satuan,misalnya uang. Marginal utility adalah tambahan atau pengurangan. Hukum Gossen (The Law of Diminishing Returns) berlaku menyatakan bahwa “Semakin banyak sesuatu barang dikonsumsi,maka tambahan kepuaan yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsi akan menurun”.
B.      Pendekatan Indifference Curve (Ordinal)
Adalah pendekatan yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen hanya dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah. Anggapan pendekatan ordinal adalah konsumen mempunyai pola preferensi akan barang-barang tertentu,konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu,konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan. Ciri-ciri Indifference Curve adalah turun dari kiri atas ke kanan bawah,cembung ke arah origin. Indifference curve yang satu dengan lainnya tidak pernah saling memotong. Indifference curve yang terletak di sebelah kanan atas menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi dan sebalinya.
            Elastisitas adalah ukuran derajat kepekaan jumlah permintaan terhadap perubahan salah satu faktor yang mempegaruhi.


A.    Harga
Atau bisa disebut juga price elasticity adalah presentase perubahan kuantitas barang yang diminta sebagai akibat dari perubahan harga barang tersebut. Dalam menghitung koefisien elasisitas harga ada 2 cara yaitu: arc elasticity (elastisitas busur) dan point elasticity (elastisitas titik).
B.      Silang
Atau bisa disebut juga cross elasticity (elastisitas silang) adalah presentase perubahan jumlah yang diminta terhadap suatu barang sebagai akibat dari perubahan harga barang lain.
C.     Pendapatan
Atau bisa disebut juga dengan income elasticity (elastisitas pendapatan) addalah presentase perubahan kuantitas barang yang diminta sebagai akibat dari perubahana pendapatan riil. Macam-macam besaran elastisitas : elastisitas penerimaan,permintaan dari total penerimaan,penerimaan,silang,penawaran,fisika dasar,harga dari permintaan.

PERILAKU PRODUSEN
            Produsen adalah badan yang membuat suatu yang baik melalui sebuah proses yang melihatkan bahan baku,komponen,atau rakitan,biasanya ada besar besaran dengan berbagai operasi yang berbeda dibagi antara pekerja.
            Produksi merupakan suatu kegiatan yang yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa.
            Faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa.
Fungsi Produksi
            Adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara berbagai kombinasi input yang digunakan untuk menghasilkan output. Asumsi dasar untuk menjelaskan fungsi produksi adalah berlakunya “The law of diminishing returns” yang menyatakan apabila suatu input ditambahkan dan input lain tetap maka tambahan output dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan mula-mula menaik,tapi pada suatu tingkat tertentu akan menurun jika input tambahan tersebut terus menerus ditambahkan.
Mengoptimalkan dan Memaksimalkan Produksi
            Adalah upaya meningkatkan nilai dari suatu produksi,seperti meningkatkan kualitas produksi,jumlah produksi,manfaat produksi,bentuk fisik produksi,dsb.

Tingkat Biaya Produksi Yang Optimal
            Atau bisa disebut Economic Production Quantitiy (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan (Yamit,2000). Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimum. Artinya,tingkat produksi optimal akan memberikan total biaya persediaan atau total inventori cost (TIC) minimum. Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan.
Penentuan Volume Biaya Produksi Yang Optimal
            Menurut Riyanto (2001),penentuan jumlah produk optimal hanya memeperhatikan biaya variabel saja.

PENGANTAR TEORI MIKRO EKONOMI
Perilaku konsumen
            Teori perilaku konsumen yaitu teori yang menerangkan perilaku pembeli-pembeli didalam menggunakan dan membelanjakan pendapatan yang diperolehnya. Seorang konsumen yang rasional akan berusaha memaksimumkan kepuasan dalam menggunakan pendapatannya untuk membeli barang dan jasa. Analisis ekonomi yang menerangkan tingkah laku konsumen dalam membuat pilihan tersebut dibedakan kepada 2 bentuk analisis:
1)      Teori nilai guna atau utility : kalau kepuasan itu semakin tinggi maka makin tinggilah nilai gunanya atau utilitynya.
2)      Analisis kepuasan sama : suatu kurva yang menggambarkan gabungan barang-barang yang akan memberikan kepuasan yang sama besarnya.
Pendekatan perilaku konsumen
            Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam 2 macam pendekatan :
1)      Pendekatan nilai guna cardinal
2)      Pendekatan nilai guna ordinal
Kepuasan konsumen
            Seorang konsumen akan mencapai kepuasan yang maximum apabila ia mencapai titik dimana garis anggaran pengeluaran menyinggung kurva kepuasan sama.



PERILAKU KONSUMEN
            Pengertian konsumen adalah orang yang membeli barang dagangan kepada produsen yang menyediakan barang dagangannya. Adapun perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.
            Adapun pendekatan dalam meneliti perilaku konsumen. Ada 3 pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen,diantaranya yaitu :
·         Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya.
·         Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif,sosial,dan behavioral serta dari ilmu sosiologi.
·         Pendekatan ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisi yang berbeda.
            Dalam buku marketing management  : Twelfth Edition oleh Philip Kolter dan Kevin Lane Keller pada tahun 2006,perilaku pembelian konsumen sebenarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya,sosial,pribadi,dan psikologis.

            Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah adanya rangsangan pemasaran luar seperti ekonomi,teknologi,politik,budaya. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran luar dengan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis (motivasi,persepsi,ingatan dan pembelanjaran) secara fundamental,mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap rangsangan pemasaran.

Senin, 14 Oktober 2013

TUGAS SOFTSKILL : PERILAKU KONSUMEN (kelompok 4) tentang TUPPERWARE

“TUPPERWARE”


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Tupperware adalah perusahaan  multinasional yang memproduksi dan memasarkan produk plastic berkualitas untuk rumah tangga. Kantor ousatnya berkedudukan di Orland Amerika serikat. Dengan sistem penjualan Direct Selling (penjualan langsung). Kini Tupperware berkembang sangat pesat dan menjangkau pasar lebih dari 100 negara. Di banyak negara, Tupperware selalu menempati ranking atas di antara perusahaan-perusahaan direct selling lainnya.
Berawal dari penemuan material plastic yang telah diperbaharui oleh Earl Tupper tahun 1938 di Amerika yang kemudian dikembangkan pada tahun 1964. Maka lahirlah produk-produk inovatif dengan merk Tupperware yang mempermudah kehidupan ibu-ibu rumah tangga di Amerika. Cara penjualan yang unik diperkenalkan oleh Brownie Wise melalui Home Party yang informative dan menyenangkan.Di berbagai belahan dunia, Home Party Tupperware kini lebih dikenal dengan nama Tupperware Party. Diperkirakan setiap 2,3 detik diselenggarakan Tupperware Party di salah satu dunia.
Tupperware selalu melahirkan produk-produk baru yang inovatif dan berkuaitas, selalu jeli memanfaatkan teknologi dan tanggapan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua produk Tupperware memiliki desain unik dan inovatif dengan warna-warna yang khas, trendi dan menarik. Produk Tupperware menggunakan bahan-bahan kualitas terbaik yang aman bagi kesehatan, ramah lingkungan dan dijamin dengan garansi produk (jika rusak dalam pemakaian normal). Itulah keistimewaan sekaligus komitmen Tupperware : “Memberikan Kepuasan maksimal kepada semua pencinta dan pengguna produk Tupperware dimana pun meraka berada”.
Secara resmi, Tupperware dipasarkan di Indonesia tahun 1991 oleh PT Alif Rose di Jakarta adalah Distributor pertama, dan hingga saat ini sudah ada lebih dari 70 Distributor resmi yang tersebar di berbagai kota besar di seluruh Indonesia.
Dukungan oleh lebih dari 150.000 tenaga penjual independen (Tupper Lady), Produk Tupperware berhasil menembus berbagai kalangan. Berbagai pelatihan dan bimbingan diberikan sebagai bekal untuk menjadi tenaga penjual yang tanggauh.Walaupun terdiri dari berbagai latar belakang ekonomi dan pendidikan, tetapi ada satu persamaannya, yaitu mereka bisa menyisihkan waktu untuk keluarga, sekaligus pencapaian karir dan penghasilan yang sangat memuaskan.
Visi Tupperware Indonesia adalah menjadi “Company of Choice dan Brand of Choice”. Sedangkan misinya adalah “mengubah hidup orang dan keluarganya menjadi lebih baik”

1.2 RUMUSAN MASALAH
Hal inilah yang menarik penulis untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan Tupperware karena menurut Griffin (2002: 29) loyalitas mengacu pada perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap barang atau jasa perusahaan yang dipilih. Loyalitas konsumen memiliki peranan penting dalam sebuah perusahaan, mempertahankan mereka berarti meningkatkan kinerja keuangan dan kinerja kelangsungan hidup perusahaan, hal ini menjadi alasan utama bagi perusahaan untuk menarik dan mempertahankan mereka. Menurut Dharmmesta (1999: 128) faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas adalah faktor harga, pelayanan, kualitas produk dan promosi.

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN
Melihat keterkaitan variabel kualitas produk, harga, promosi dan desain sebagai variabel independen, dan loyalitas sebagai variabel dependen. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a)      Untuk mengetahui pendapat konsumen mengenai kualitas produk, harga, promosi dan desain produk pada Tupperware;
b)      Untuk mengetahui tingkat loyalitas konsumen pada Tupperware;
c)       Untuk membuktikan pengaruh faktor-faktor kualitas produk, harga, promosi dan desain produk terhadap loyalitas konsumen Tupperware.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KAJIAN TEORI
Menurut Kotler dan Amstrong (2000: 9), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka untuk menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan perlu mendapatkan orientasi pada konsumen dengan menentukan kebutuhan pokok konsumen, kelompok pembelian yang dijadikan sasaran pejualan, menentukan produk dan program pemasaran, mengadakan penelitian pada konsumen dan menentukan harga yang paling sesuai agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen. Menurut Swastha (2009: 75), definisi loyalitas pelanggan adalah kesetiaan konsumen untuk terus menggunakan produk yang sama dari suatu perusahaan. Loyalitas menggambarkan perilaku yang diharapkan sehubungan dengan produk atau jasa. Loyalitas konsumen akan tinggi apabila suatu produk dinilai mampu memberi kepuasan tertinggi sehingga pelanggan enggan untuk beralih ke merek lain. Adapun ciri-ciri konsumen yang loyal terhadap barang atau jasa menurut Griffin (2002: 31) adalah sebagai berikut :
a)      Melakukan pembelian berulang secara teratur;
b)      Membeli antar lini produk atau jasa;
c)       Mereferensikan kepada orang lain;
d)      Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing.

        Kualitas produk adalah suatu nilai dari produk atau jasa, dimana nilai produk atau jasa sesuai dengan apa yang diharapkan atau melebihi apa yang diharapkan sehingga produk atau jasa tersebut dapat memenuhi kebutuhan pemakainya (Kotler dan Amstrong, 2000: 70). Kualitas yang baik dari suatu produk akan menghasilkan kepuasan konsumen. Suatu produk dapat dikatakan berkualitas apabila produk tersebut dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan sesuai dengan yang diharapkan atau melebihi apa yang diinginkan konsumen. Menurut David dikutip Vincent Gasperz untuk menentukan kualitas barang dapat melalui 8 dimensi (Umar, 2000: 37) yaitu :
a)      Performance (Kinerja);
b)      Features (Fitur);
c)       Reliability (Keandalan);
d)      Conformance (Kesesuaian);
e)      Durability (Daya tahan);
f)       Service ability (Kemampuan layanan);
g)      Aesthetics (Estetika) ;dan
h)      Fit and finish (Fit dan selesai).

Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya (Swastha, 2009: 241). Harga selain merupakan jalan masuknya uang ke perusahaan, juga berhubungan dengan kualitas produk atau jasa. Perusahaan harus mampu menciptakan strategi penentuan harga yang tidak hanya memberi keuntungan bagi perusahaan, namun juga memuaskan pelanggannya.

Promosi merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi / membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono, 2005: 132). Beberapa jenis promosi yang sering disebut sebagai bauran promosi menurut Swastha (2009: 238) adalah:
a)      Periklanan;
b)      Promosi penjualan;
c)       Personal selling; dan
d)      Public relation.
Secara lebih sederhana, Shimp (2002: 357-362), menggolongkan tujuan iklan, yaitu :
a)      Informing (memberi informasi);
b)      Persuasioning (mempersuasi/membujuk);
c)       Reminding (mengingatkan);
d)      Adding value (memberi nilai tambah) dan
e)      Assisting (mendampingi) upaya-upaya lain dari perusahaan.

Desain produk adalah masalah desain dari suatu produk telah menjadi salah satu faktor yang perlu mendapatkan perhatian serius dari manajemen khususnya team pengembangan produk baru, karena sasaran konsumen yang dituju tidak sedikit yang mulai mempersoalkan masalah desain suatu produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (Angipora ,2002 : 175). Aspek desain dalam kegiatan pemasaran merupakan salah satu pembentuk daya tarik terhadap suatu produk.
Menghadapi perkembangan yang semakin canggih, setiap perusahaan akan semakin bersaing antar satu perusahaan dengan perusahaan lainnya dalam hal inovasi dan pengembangan produk. Hal ini dilakukan untuk memenuhi tuntutan dan selera konsumen dari tahun ke tahun yang selalu berubah sesuai dengan perkembangan teknologi dan jaman.
2.2 METODE PENELITIAN
Tipe penelitian adalah explanatory (jelas), populasi penelitian seluruh mahasiswa dan mahasiswi yang ada di Universitas Gunadarma yang menjadi pelanggan Tupperware. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden dengan menggunakan Purposive Sampling dengan syarat-syarat sebagai berikut:
a)      Sehat jasmani dan rohani ;
b)      Dapat diwawancarai;
c)       Telah menggunakan Tupperware lebih dari  1 tahun;
d)      Membeli produk Tupperware lebih dari 1 kali dalam 1 tahun terakhir;
e)      Responden merupakan karyawan salah satu fakultas di Universitas Gunadarma.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik Non Probability Sampling dan teknik Purposive Sampling.
Skala pengukuran yang digunakan yaitu skala likert. Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi, kuesioner, metode kepustakaan dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Alat analisis yang digunakan dalam analisis data kuantitatif yaitu uji validitas dan reliabilitas, analisa regresi sederhana, analisa regresi linear berganda, koefisien determinasi dan pengujian hipotesis melalui uji t dan uji F.

2.3 HASIL PENELITIN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka didapatkan hasil penelitian seperti pada table dibawah ini:

Tabel 1
Hasil Penelitian

NO.
UJI HIPOTESIS
t HITUNG/F HITUNG
SIGNIFIKANSI
DETERMINASI
HIPOTESA
1
Pengaruh Kualitas Produk (X1) terhadap Loyalitas (Y)
7,307
0,000
35,3%
Ha Diterima
2
Pengaruh Harga (X2)
terhadap Loyalitas (Y)
16,235
0,000
72,9%
Ha Diterima
3
Pengaruh Promosi (X3)
terhadap Loyalitas (Y)
6,858
0,000
32,4%
Ha Diterima
4
Pengaruh Desain (X4)
terhadap Loyalitas (Y)
4,603
0,000
17,8%
Ha Diterima
5
Pengaruh Kualitas Produk
(X1), Harga (X2), Promosi
(X3) dan Desain (X4)
terhadap Loyalitas (Y)
145,306
0,000
85,4%
Ha Diterima

Berdasarkan hasil penelitian diatas diketahui bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas. Hasil uji determinasi antara kualitas produk terhadap loyalitas sebesar 35,3%, ini berarti 35,3% % variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh kualitas produk.
Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas. Hasil uji determinasi antara harga terhadap loyalitas sebesar 72,9%, ini berarti 72,9% variasi atau perubahan yang terjadi pada variable loyalitas konsumen dipengaruhi oleh harga.
Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas. Hasil uji determinasi antara promosi terhadap loyalitas sebesar 32,4%, ini berarti 32,4% variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh promosi.
Desain berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas. Hasil uji determinasi antara desain terhadap loyalitas sebesar 17,8%, ini berarti 17,8% variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel
loyalitas konsumen dipengaruhi oleh desain.
Kualitas produk, harga, promosi dan desain berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas. Hasil uji determinasi antara kualitas produk, harga, promosi dan desain terhadap loyalitas sebesar 85,4%, ini berarti 85,4% variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh kualitas produk, harga, promosi dan desain.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dinyatakan bahwa variabel kualitas produk, harga, promosi dan desain berpengaruh terhadap loyalitas. Loyalitas pelanggan merupakan suatu ukuran keterikatan konsumen terhadap sebuah merek. Secara umum dikatakan bahwa konsumen puas dengan keseluruhan kinerja atas produk atau jasa yang didapatkan.
Konsumen akan memilih produk dengan kualitas produk yang baik. Dalam penelitian ini konsumen yang menilai bahwa produk Tupperware memiliki kualitas produk yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Dari penelitian ini diketahui bahwa kualitas dari produk Tupperware telah sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen meluputi kegunaan, kesesuaian produk, daya tahan, keawetan dan keistimewaan tambahan yang dimiliki oleh produk Tupperware.
Konsumen akan membandingkan kualitas produk dengan produk lain sehingga konsumen dapat menentukan produk yang dipilih untuk jangka waktu yang lama.
Kemudian penilaian yang baik mengenai produk yang sesuai dengan tingkat baik atau tidaknya kualitas produk yang diberikan dengan kesesuaian harga mendorong pelanggan untuk setia terhadap produk tersebut. Harga yang wajar akan menjadi keputusan bagi konsumen untuk tetap setia pada produk tersebut. Hasil ini mendapatkan bahwa dalam banyak hal karakteristrik, harga produk Tupperware sudah sesuai dengan kriteria sebagaimana yang diharapkan oleh konsumen, dimana dalam hal ini konsumen atau calon konsumen akan mengharapkan harga produk yang sesuai dengan keistimewaan produk yang ada, harga yang relatif terjangkau dan harga yang sudah sesuai dengan manfaat produk.

Promosi menurut Kotler (2000: 355) merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen sasaran (target consumers) agar membelinya. Iklan yang memiliki daya tarik tinggi akan meningkatkan kesadaran merek, mendorong pencobaan terhadap merek, dan menekankan pembelian ulang. daya tarik iklan yang tinggi akan memunculkan memori yang kuat dibenak konsumen yang nantinya mendorong munculnya perilaku pembelian ulang di masa depan. Pembelian ulang tersebut merupakan indikator dari munculnya loyalitas konsumen yang tinggi. Semakin tinggi daya tarik dari promosi maka semakin tinggi munculnya loyalitas konsumen.
Konsumen dalam mencari atau memilih produk akan mempertimbangkan faktor desain produk tersebut, Tupperware dinilai oleh konsumen memiliki desain yang menarik, bervariatif dengan konsep yang tidak terlihat ketinggalan zaman. Selanjutnya dari kondisi tersebut diperoleh adanya loyalitas pelanggan yang semakin tinggi yang dapat dilakukan oleh konsumen.


BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Faktor yang paling berpengaruh adalah harga, sebesar 72,9% variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh harga, sisanya yaitu sebesar 27,1% perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh variabel di luar harga. Harga produk Tupperware adalah sangat tinggi. Dengan harga yang sangat tinggi tersebut konsumen mendapatkan kualitas yang baik dan manfaat dari produk Tupperware seperti yang mereka harapkan.
Yang kedua adalah kualitas produk, sebesar 35,3% variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh kualitas produk, sisanya sebanyak 64,7% perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh variabel di luar kualitas produkKualitas produk Tupperware adalah sangat baik. Hal ini dikarenakan produk Tupperware dapat menjalankan fungsinya untuk kegiatan sehari-hari, produk yang diberikan sesuai dengan spesifikasi yang ditawarkan, memiliki keawetan dan daya tahan yang bagus serta memiliki sangat banyak keistimewaan.
Yang ketiga adalah promosi, sebesar 32,4% variasi atau perubahan yang terjadi pada variable loyalitas konsumen dipengaruhi oleh promosi, sisanya sebesar 67,6% perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh variabel di luar promosi. Promosi yang disampaikan oleh Tupperware tergolong baik. Media promosi yang digunakan oleh Tupperware bervariasi dan memiliki daya tarik promosi yang menarik. Pesan yang disampaikan jelas dan lengkap serta frekuensi kegiatan promosi yang dilakukan juga sering.
Yang terakhir adalah desain, Sebesar 17,8% variasi atau perubahan yang terjadi pada variable loyalitas konsumen dipengaruhi oleh desain, sisanya sebesar 82,2% perubahan yang terjadi pada variable loyalitas konsumen dipengaruhi oleh variabel di luar desain. Desain dari produk Tupperware adalah bagus. Bentuk dan warna dari produk Tupperware dapat dikatakan menarik. Desain grafis yang ditawarkan juga menarik perhatian. Sehingga dapat dikatakan penampilan keseluruhan produk Tupperware menarik.
Nilai korelasi antara variabel kualitas produk (X1), harga (X2), promosi (X3) dan desain (X4) terhadap variabel loyalitas konsumen (Y) yaitu sebesar 0,927 yang termasuk kategori korelasi sangat kuat. Jadi dapat dinyatakan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel kualitas produk (X1), harga (X2), promosi (X3) dan desain (X4) secara bersama-sama terhadap variable loyalitas konsumen (Y). Sebesar 85,4% variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh kualitas produk, harga, promosi dan desain. Loyalitas konsumen Tupperware adalah sangat tinggi. Konsumen sangat sering melakukan pembelian berulang dan mereka memiliki kemauan untuk merekomendasikan produk Tupperware kepada orang lain. Konsumen juga sangat tidak ingin berpindah kepada produk lain yang sejenis.

3.2 SARAN
Kualitas produk yang dimiliki oleh Tupperware sudah sangat baik. Oleh karena itu kualitas dari produk hendaklah dipertahankan agar konsumen terus loyal terhadap produk Tupperware dan tidak berpindah pada produk lain yang sejenis karena saat ini banyak bermunculan produk-produk plastic yang menyerupai Tupperware.
Harga dari produk Tupperware yang sangat tinggi, bagi konsumen kelas menengah ke bawah dirasakan tidak terjangkau sehingga mereka harus mencicil apabila ingin membeli. Hendaknya Tupperware dapat sedikit menurunkan harga produk agar konsumen kelas menengah ke bawah dapat juga menggunakan produk Tupperware dan merasakan keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki oleh produk Tupperware.
Promosi yang dilakukan oleh Tupperware jarang diketahui oleh masyarakat. Hendaknya Tupperware lebih gencar lagi dalam melakukan promosi agar Tupperware lebih dikenal oleh masyarakat banyak karena masih banyak yang mengenal Tupperware hanya sebagai barang plastic biasa yang memiliki harga yang mahal. Mereka kurang mendapatkan informasi mengenai Tupperware dan kelebihannya.
Desain yang dimiliki oleh produk Tupperware khususnya desain grafis untuk kid’s collection hendaknya lebih beragam lagi karena anak-anak menyukai hal-hal atau gambar yang ceria dan lucu.























DAFTAR PUSTAKA
Dharmmesta, Basu Swastha. 1999. Loyalitas Pelanggan:Sebuah Kajian Konseptual Sebagai Panduan Bagi Peneliti. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia vol.14 no.3 1999.

Griffin, Jill. 2002. Costumer Loyalty. Jakarta: Erlangga.

Kertajaya, Hermawan. 2002. Marketing Plus 2000. Jakarta: Gramedia.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2000. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Marius P. Angipora. 2002. Dasar-Dasar Pemasaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Swastha, Basu. 2009. Azas-azas Marketing. Yogyakarta: Liberty.

Tjiptono, Fandy. 2005. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : ANDI.

Umar Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.


SUMBER : Google

TUGAS SOFTSKILL : PERILAKU KONSUMEN (kelompok 4) tentang TUPPERWARE

“TUPPERWARE”


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Tupperware adalah perusahaan  multinasional yang memproduksi dan memasarkan produk plastic berkualitas untuk rumah tangga. Kantor ousatnya berkedudukan di Orland Amerika serikat. Dengan sistem penjualan Direct Selling (penjualan langsung). Kini Tupperware berkembang sangat pesat dan menjangkau pasar lebih dari 100 negara. Di banyak negara, Tupperware selalu menempati ranking atas di antara perusahaan-perusahaan direct selling lainnya.
Berawal dari penemuan material plastic yang telah diperbaharui oleh Earl Tupper tahun 1938 di Amerika yang kemudian dikembangkan pada tahun 1964. Maka lahirlah produk-produk inovatif dengan merk Tupperware yang mempermudah kehidupan ibu-ibu rumah tangga di Amerika. Cara penjualan yang unik diperkenalkan oleh Brownie Wise melalui Home Party yang informative dan menyenangkan.Di berbagai belahan dunia, Home Party Tupperware kini lebih dikenal dengan nama Tupperware Party. Diperkirakan setiap 2,3 detik diselenggarakan Tupperware Party di salah satu dunia.
Tupperware selalu melahirkan produk-produk baru yang inovatif dan berkuaitas, selalu jeli memanfaatkan teknologi dan tanggapan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua produk Tupperware memiliki desain unik dan inovatif dengan warna-warna yang khas, trendi dan menarik. Produk Tupperware menggunakan bahan-bahan kualitas terbaik yang aman bagi kesehatan, ramah lingkungan dan dijamin dengan garansi produk (jika rusak dalam pemakaian normal). Itulah keistimewaan sekaligus komitmen Tupperware : “Memberikan Kepuasan maksimal kepada semua pencinta dan pengguna produk Tupperware dimana pun meraka berada”.
Secara resmi, Tupperware dipasarkan di Indonesia tahun 1991 oleh PT Alif Rose di Jakarta adalah Distributor pertama, dan hingga saat ini sudah ada lebih dari 70 Distributor resmi yang tersebar di berbagai kota besar di seluruh Indonesia.
Dukungan oleh lebih dari 150.000 tenaga penjual independen (Tupper Lady), Produk Tupperware berhasil menembus berbagai kalangan. Berbagai pelatihan dan bimbingan diberikan sebagai bekal untuk menjadi tenaga penjual yang tanggauh.Walaupun terdiri dari berbagai latar belakang ekonomi dan pendidikan, tetapi ada satu persamaannya, yaitu mereka bisa menyisihkan waktu untuk keluarga, sekaligus pencapaian karir dan penghasilan yang sangat memuaskan.
Visi Tupperware Indonesia adalah menjadi “Company of Choice dan Brand of Choice”. Sedangkan misinya adalah “mengubah hidup orang dan keluarganya menjadi lebih baik”

1.2 RUMUSAN MASALAH
Hal inilah yang menarik penulis untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan Tupperware karena menurut Griffin (2002: 29) loyalitas mengacu pada perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap barang atau jasa perusahaan yang dipilih. Loyalitas konsumen memiliki peranan penting dalam sebuah perusahaan, mempertahankan mereka berarti meningkatkan kinerja keuangan dan kinerja kelangsungan hidup perusahaan, hal ini menjadi alasan utama bagi perusahaan untuk menarik dan mempertahankan mereka. Menurut Dharmmesta (1999: 128) faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas adalah faktor harga, pelayanan, kualitas produk dan promosi.

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN
Melihat keterkaitan variabel kualitas produk, harga, promosi dan desain sebagai variabel independen, dan loyalitas sebagai variabel dependen. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a)      Untuk mengetahui pendapat konsumen mengenai kualitas produk, harga, promosi dan desain produk pada Tupperware;
b)      Untuk mengetahui tingkat loyalitas konsumen pada Tupperware;
c)       Untuk membuktikan pengaruh faktor-faktor kualitas produk, harga, promosi dan desain produk terhadap loyalitas konsumen Tupperware.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KAJIAN TEORI
Menurut Kotler dan Amstrong (2000: 9), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka untuk menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan perlu mendapatkan orientasi pada konsumen dengan menentukan kebutuhan pokok konsumen, kelompok pembelian yang dijadikan sasaran pejualan, menentukan produk dan program pemasaran, mengadakan penelitian pada konsumen dan menentukan harga yang paling sesuai agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen. Menurut Swastha (2009: 75), definisi loyalitas pelanggan adalah kesetiaan konsumen untuk terus menggunakan produk yang sama dari suatu perusahaan. Loyalitas menggambarkan perilaku yang diharapkan sehubungan dengan produk atau jasa. Loyalitas konsumen akan tinggi apabila suatu produk dinilai mampu memberi kepuasan tertinggi sehingga pelanggan enggan untuk beralih ke merek lain. Adapun ciri-ciri konsumen yang loyal terhadap barang atau jasa menurut Griffin (2002: 31) adalah sebagai berikut :
a)      Melakukan pembelian berulang secara teratur;
b)      Membeli antar lini produk atau jasa;
c)       Mereferensikan kepada orang lain;
d)      Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing.

        Kualitas produk adalah suatu nilai dari produk atau jasa, dimana nilai produk atau jasa sesuai dengan apa yang diharapkan atau melebihi apa yang diharapkan sehingga produk atau jasa tersebut dapat memenuhi kebutuhan pemakainya (Kotler dan Amstrong, 2000: 70). Kualitas yang baik dari suatu produk akan menghasilkan kepuasan konsumen. Suatu produk dapat dikatakan berkualitas apabila produk tersebut dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan sesuai dengan yang diharapkan atau melebihi apa yang diinginkan konsumen. Menurut David dikutip Vincent Gasperz untuk menentukan kualitas barang dapat melalui 8 dimensi (Umar, 2000: 37) yaitu :
a)      Performance (Kinerja);
b)      Features (Fitur);
c)       Reliability (Keandalan);
d)      Conformance (Kesesuaian);
e)      Durability (Daya tahan);
f)       Service ability (Kemampuan layanan);
g)      Aesthetics (Estetika) ;dan
h)      Fit and finish (Fit dan selesai).

Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya (Swastha, 2009: 241). Harga selain merupakan jalan masuknya uang ke perusahaan, juga berhubungan dengan kualitas produk atau jasa. Perusahaan harus mampu menciptakan strategi penentuan harga yang tidak hanya memberi keuntungan bagi perusahaan, namun juga memuaskan pelanggannya.

Promosi merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi / membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono, 2005: 132). Beberapa jenis promosi yang sering disebut sebagai bauran promosi menurut Swastha (2009: 238) adalah:
a)      Periklanan;
b)      Promosi penjualan;
c)       Personal selling; dan
d)      Public relation.
Secara lebih sederhana, Shimp (2002: 357-362), menggolongkan tujuan iklan, yaitu :
a)      Informing (memberi informasi);
b)      Persuasioning (mempersuasi/membujuk);
c)       Reminding (mengingatkan);
d)      Adding value (memberi nilai tambah) dan
e)      Assisting (mendampingi) upaya-upaya lain dari perusahaan.

Desain produk adalah masalah desain dari suatu produk telah menjadi salah satu faktor yang perlu mendapatkan perhatian serius dari manajemen khususnya team pengembangan produk baru, karena sasaran konsumen yang dituju tidak sedikit yang mulai mempersoalkan masalah desain suatu produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (Angipora ,2002 : 175). Aspek desain dalam kegiatan pemasaran merupakan salah satu pembentuk daya tarik terhadap suatu produk.
Menghadapi perkembangan yang semakin canggih, setiap perusahaan akan semakin bersaing antar satu perusahaan dengan perusahaan lainnya dalam hal inovasi dan pengembangan produk. Hal ini dilakukan untuk memenuhi tuntutan dan selera konsumen dari tahun ke tahun yang selalu berubah sesuai dengan perkembangan teknologi dan jaman.
2.2 METODE PENELITIAN
Tipe penelitian adalah explanatory (jelas), populasi penelitian seluruh mahasiswa dan mahasiswi yang ada di Universitas Gunadarma yang menjadi pelanggan Tupperware. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden dengan menggunakan Purposive Sampling dengan syarat-syarat sebagai berikut:
a)      Sehat jasmani dan rohani ;
b)      Dapat diwawancarai;
c)       Telah menggunakan Tupperware lebih dari  1 tahun;
d)      Membeli produk Tupperware lebih dari 1 kali dalam 1 tahun terakhir;
e)      Responden merupakan karyawan salah satu fakultas di Universitas Gunadarma.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik Non Probability Sampling dan teknik Purposive Sampling.
Skala pengukuran yang digunakan yaitu skala likert. Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi, kuesioner, metode kepustakaan dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Alat analisis yang digunakan dalam analisis data kuantitatif yaitu uji validitas dan reliabilitas, analisa regresi sederhana, analisa regresi linear berganda, koefisien determinasi dan pengujian hipotesis melalui uji t dan uji F.

2.3 HASIL PENELITIN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka didapatkan hasil penelitian seperti pada table dibawah ini:

Tabel 1
Hasil Penelitian

NO.
UJI HIPOTESIS
t HITUNG/F HITUNG
SIGNIFIKANSI
DETERMINASI
HIPOTESA
1
Pengaruh Kualitas Produk (X1) terhadap Loyalitas (Y)
7,307
0,000
35,3%
Ha Diterima
2
Pengaruh Harga (X2)
terhadap Loyalitas (Y)
16,235
0,000
72,9%
Ha Diterima
3
Pengaruh Promosi (X3)
terhadap Loyalitas (Y)
6,858
0,000
32,4%
Ha Diterima
4
Pengaruh Desain (X4)
terhadap Loyalitas (Y)
4,603
0,000
17,8%
Ha Diterima
5
Pengaruh Kualitas Produk
(X1), Harga (X2), Promosi
(X3) dan Desain (X4)
terhadap Loyalitas (Y)
145,306
0,000
85,4%
Ha Diterima

Berdasarkan hasil penelitian diatas diketahui bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas. Hasil uji determinasi antara kualitas produk terhadap loyalitas sebesar 35,3%, ini berarti 35,3% % variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh kualitas produk.
Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas. Hasil uji determinasi antara harga terhadap loyalitas sebesar 72,9%, ini berarti 72,9% variasi atau perubahan yang terjadi pada variable loyalitas konsumen dipengaruhi oleh harga.
Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas. Hasil uji determinasi antara promosi terhadap loyalitas sebesar 32,4%, ini berarti 32,4% variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh promosi.
Desain berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas. Hasil uji determinasi antara desain terhadap loyalitas sebesar 17,8%, ini berarti 17,8% variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel
loyalitas konsumen dipengaruhi oleh desain.
Kualitas produk, harga, promosi dan desain berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas. Hasil uji determinasi antara kualitas produk, harga, promosi dan desain terhadap loyalitas sebesar 85,4%, ini berarti 85,4% variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh kualitas produk, harga, promosi dan desain.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dinyatakan bahwa variabel kualitas produk, harga, promosi dan desain berpengaruh terhadap loyalitas. Loyalitas pelanggan merupakan suatu ukuran keterikatan konsumen terhadap sebuah merek. Secara umum dikatakan bahwa konsumen puas dengan keseluruhan kinerja atas produk atau jasa yang didapatkan.
Konsumen akan memilih produk dengan kualitas produk yang baik. Dalam penelitian ini konsumen yang menilai bahwa produk Tupperware memiliki kualitas produk yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Dari penelitian ini diketahui bahwa kualitas dari produk Tupperware telah sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen meluputi kegunaan, kesesuaian produk, daya tahan, keawetan dan keistimewaan tambahan yang dimiliki oleh produk Tupperware.
Konsumen akan membandingkan kualitas produk dengan produk lain sehingga konsumen dapat menentukan produk yang dipilih untuk jangka waktu yang lama.
Kemudian penilaian yang baik mengenai produk yang sesuai dengan tingkat baik atau tidaknya kualitas produk yang diberikan dengan kesesuaian harga mendorong pelanggan untuk setia terhadap produk tersebut. Harga yang wajar akan menjadi keputusan bagi konsumen untuk tetap setia pada produk tersebut. Hasil ini mendapatkan bahwa dalam banyak hal karakteristrik, harga produk Tupperware sudah sesuai dengan kriteria sebagaimana yang diharapkan oleh konsumen, dimana dalam hal ini konsumen atau calon konsumen akan mengharapkan harga produk yang sesuai dengan keistimewaan produk yang ada, harga yang relatif terjangkau dan harga yang sudah sesuai dengan manfaat produk.

Promosi menurut Kotler (2000: 355) merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen sasaran (target consumers) agar membelinya. Iklan yang memiliki daya tarik tinggi akan meningkatkan kesadaran merek, mendorong pencobaan terhadap merek, dan menekankan pembelian ulang. daya tarik iklan yang tinggi akan memunculkan memori yang kuat dibenak konsumen yang nantinya mendorong munculnya perilaku pembelian ulang di masa depan. Pembelian ulang tersebut merupakan indikator dari munculnya loyalitas konsumen yang tinggi. Semakin tinggi daya tarik dari promosi maka semakin tinggi munculnya loyalitas konsumen.
Konsumen dalam mencari atau memilih produk akan mempertimbangkan faktor desain produk tersebut, Tupperware dinilai oleh konsumen memiliki desain yang menarik, bervariatif dengan konsep yang tidak terlihat ketinggalan zaman. Selanjutnya dari kondisi tersebut diperoleh adanya loyalitas pelanggan yang semakin tinggi yang dapat dilakukan oleh konsumen.


BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Faktor yang paling berpengaruh adalah harga, sebesar 72,9% variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh harga, sisanya yaitu sebesar 27,1% perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh variabel di luar harga. Harga produk Tupperware adalah sangat tinggi. Dengan harga yang sangat tinggi tersebut konsumen mendapatkan kualitas yang baik dan manfaat dari produk Tupperware seperti yang mereka harapkan.
Yang kedua adalah kualitas produk, sebesar 35,3% variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh kualitas produk, sisanya sebanyak 64,7% perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh variabel di luar kualitas produkKualitas produk Tupperware adalah sangat baik. Hal ini dikarenakan produk Tupperware dapat menjalankan fungsinya untuk kegiatan sehari-hari, produk yang diberikan sesuai dengan spesifikasi yang ditawarkan, memiliki keawetan dan daya tahan yang bagus serta memiliki sangat banyak keistimewaan.
Yang ketiga adalah promosi, sebesar 32,4% variasi atau perubahan yang terjadi pada variable loyalitas konsumen dipengaruhi oleh promosi, sisanya sebesar 67,6% perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh variabel di luar promosi. Promosi yang disampaikan oleh Tupperware tergolong baik. Media promosi yang digunakan oleh Tupperware bervariasi dan memiliki daya tarik promosi yang menarik. Pesan yang disampaikan jelas dan lengkap serta frekuensi kegiatan promosi yang dilakukan juga sering.
Yang terakhir adalah desain, Sebesar 17,8% variasi atau perubahan yang terjadi pada variable loyalitas konsumen dipengaruhi oleh desain, sisanya sebesar 82,2% perubahan yang terjadi pada variable loyalitas konsumen dipengaruhi oleh variabel di luar desain. Desain dari produk Tupperware adalah bagus. Bentuk dan warna dari produk Tupperware dapat dikatakan menarik. Desain grafis yang ditawarkan juga menarik perhatian. Sehingga dapat dikatakan penampilan keseluruhan produk Tupperware menarik.
Nilai korelasi antara variabel kualitas produk (X1), harga (X2), promosi (X3) dan desain (X4) terhadap variabel loyalitas konsumen (Y) yaitu sebesar 0,927 yang termasuk kategori korelasi sangat kuat. Jadi dapat dinyatakan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel kualitas produk (X1), harga (X2), promosi (X3) dan desain (X4) secara bersama-sama terhadap variable loyalitas konsumen (Y). Sebesar 85,4% variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel loyalitas konsumen dipengaruhi oleh kualitas produk, harga, promosi dan desain. Loyalitas konsumen Tupperware adalah sangat tinggi. Konsumen sangat sering melakukan pembelian berulang dan mereka memiliki kemauan untuk merekomendasikan produk Tupperware kepada orang lain. Konsumen juga sangat tidak ingin berpindah kepada produk lain yang sejenis.

3.2 SARAN
Kualitas produk yang dimiliki oleh Tupperware sudah sangat baik. Oleh karena itu kualitas dari produk hendaklah dipertahankan agar konsumen terus loyal terhadap produk Tupperware dan tidak berpindah pada produk lain yang sejenis karena saat ini banyak bermunculan produk-produk plastic yang menyerupai Tupperware.
Harga dari produk Tupperware yang sangat tinggi, bagi konsumen kelas menengah ke bawah dirasakan tidak terjangkau sehingga mereka harus mencicil apabila ingin membeli. Hendaknya Tupperware dapat sedikit menurunkan harga produk agar konsumen kelas menengah ke bawah dapat juga menggunakan produk Tupperware dan merasakan keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki oleh produk Tupperware.
Promosi yang dilakukan oleh Tupperware jarang diketahui oleh masyarakat. Hendaknya Tupperware lebih gencar lagi dalam melakukan promosi agar Tupperware lebih dikenal oleh masyarakat banyak karena masih banyak yang mengenal Tupperware hanya sebagai barang plastic biasa yang memiliki harga yang mahal. Mereka kurang mendapatkan informasi mengenai Tupperware dan kelebihannya.
Desain yang dimiliki oleh produk Tupperware khususnya desain grafis untuk kid’s collection hendaknya lebih beragam lagi karena anak-anak menyukai hal-hal atau gambar yang ceria dan lucu.























DAFTAR PUSTAKA
Dharmmesta, Basu Swastha. 1999. Loyalitas Pelanggan:Sebuah Kajian Konseptual Sebagai Panduan Bagi Peneliti. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia vol.14 no.3 1999.

Griffin, Jill. 2002. Costumer Loyalty. Jakarta: Erlangga.

Kertajaya, Hermawan. 2002. Marketing Plus 2000. Jakarta: Gramedia.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2000. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Marius P. Angipora. 2002. Dasar-Dasar Pemasaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Swastha, Basu. 2009. Azas-azas Marketing. Yogyakarta: Liberty.

Tjiptono, Fandy. 2005. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : ANDI.

Umar Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.


SUMBER : Google